Halaman Blog ini

"SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA KAWAN"

Selamat datang di website saya kawan. Mari kita berbagi! Berbagi ilmu, berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi materi atau berbagi apa saja. Kita isi kehidupan ini dengan hal-hal yang positif, yang bermanfaat, yang membangun bagi diri sendiri dan sesama. Mari kita wujudkan Indonesia yang damai sejahtera, mulai dari diri kita, mulai saat ini, atau tidak sama sekali! Salam Damai Indonesia.

Rabu, 24 Agustus 2011

Ah, Ternyata Saya Kurang Cerdas!



“Alternatif untuk membuat kualitas, antara lain: kemampuan, kesungguhan, ketelitian, dan kecermatan.” – W.A. Foster

Jakarta, 24 Agustus 2011

Di perusahaan tempat saya bekerja ini, saya sering diminta untuk menjadi pembicara baik di kelas-kelas kecil maupun yang (relative) besar. Latar belakang saya sebagai Plant Instructor membuat saya ‘tidak kesulitan’ berbicara di tempat umum, dan di posisi saya sekarang ini (People Development) materi yang saya bawakan tidak lagi melulu seputaran teknik tetapi lebih cenderung ke arah pengembangan individu antara lain; motivasi, kepribadian, kepemimpinan dll. Salah satu materi favorit saya adalah ‘effective communication’, dan saya bersyukur karena kesempatan untuk belajar (apa saja) sudah membudaya di perusahan kami ini sehingga saya tidak kesulitan mencari bahan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mengajar.

Karena saya sering mengajarkan tentang komunikasi yang efektif, maka saya juga harus mempraktekkannya dalam kehidupan saya sehari-hari. Karena saya paham benar akan permasalahan yang timbul akibat komunikasi yang tidak efektif, maka saya sangat menghargai dan mengusahakan bahwa setiap informasi yang kita komunikasikan harus benar-benar clear dan sampai kepada tujuan dengan sama maknanya—tidak dikurangi atau dilebihi. Saya sering menegur istri saya—yang mungkin sama dengan kebanyakan orang lain—yang menulis sms dengan singkatan-singkatan atau tidak mengetikkan tanda baca sehingga bisa menimbulkan mispersepsi bagi si penerimanya. Contoh dia menulis seperti ini: “nti sore jd”. Nah, bingung kan? Itu maksudnya nanya apa ngasih tahu? Bukankah sebaiknya kalau mau nanya ya tinggal nambahin tanda tanya di belakangnya, gampang kan? Dengan demikian kan saya harus membalas lagi menanyakan maksud sms-nya. Ini maunya mau ngirit malah ngorot! Mau cepat jadi lambat. Mau ringkas malah bertele-tele. Sangat bertentangan sekali, saya kalau ketik sms selalu (saya usahakan) lengkap, jarang disingkat-singkat dan selalu pakai tanda baca, seperti koma, titik, tanda seru atau tanda tanya. Makanya saya paling ‘sengit’ sama ABG alay yang nulis sms pake huruf besar kecil naik turun dan singkatan-singkatan gak beraturan. Kurang kerjaan banget ya? Apa nggak pegel jempolnya?

Iseng-iseng buka-buka menu HP, saya menemukan hal (yang sebenarnya tidak) baru. Menu T9. Saya tahu ini sudah sejak lama dimana dalam pengetikan bahasa Inggris kita tidak perlu mengetikkan berulang-ulang pada tombol yang sama untuk satu karakter. Predictive text-nya sangat membantu kita supaya lebih cepat mengetik. Pun untuk T9 Bahasa Indonesia saya sudah tahu itu ada, namun saya tidak pernah mencobanya. Dan itulah bodohnya saya. Baru hari ini saya mencobanya dan saya rasa saya sangat menyukainya. Seolah-olah menemukan mainan baru yang menyenangkan. Kebiasaan saya menulis sms yang lengkap dan panjang-panjang ini sangat terbantu dengan menu T9 Bahasa Indonesia ini. Kenapa nggak dari dulu ya saya mencobanya? Menu ini seolah-olah merupakan jawaban atas keengganan saya yang terkadang sering muncul saat menulis sms. Rupaya selama ini saya telah dibuat susah oleh kebodohan saya sendiri.

Ternyata memang benar kata orang, kebodohan adalah sumber kemiskinan. Ada begitu banyak contoh ‘kebodohan-kebodohan’ yang menyebabkan kondisi merugi. Rugi waktu, tenaga, pikiran, materi, dll. Misalkan, karena kita tidak tahu cara yang benar mengoperasikan alat, maka alat itu rusak. Kita tidak tahu memperbaiki suatu peralatan yang sangat sederhana sekalipun maka kita harus beli alat baru atau paling tidak membayar tukang untuk memperbaikinya. Lebih mengerikan lagi karena ketiadaktahuan kita (baca: kebodohan) maka bisa menyebabkan kecelakaan.

Seberapa banyak dari kita yang tidak tahu, betapa ‘dahsyat’nya computer yang sehari-hari ada di depan mata kita? Dia bisa mengerjakan hampir apa saja, kalau kita tahu (baca: cerdas) memanfaatkan fitur-fitur di dalamnya. Kalau Anda berlanganan Indovision, perhatikanlah remote-nya, saya yakin ada banyak fitur yang kita tidak tahu kegunaannya. Yang paling nyata, HP terkini di tangan kita, begitu luar biasanya fitur-fitur di dalamnya bila kita bisa memanfaatkannya semua. Pertanyaannya, sudah cerdaskah kita menggunakannya? Kalau cuman untuk sms, telpon dan internetan, rasanya kita tidak butuh gadget yang harganya sampai juta-jutaan.

Daftar ketidakcerdasan saya rupanya harus bertambah lagi. Karena saya hobi fotografi saya punya dua buah kamera DSLR, dan kamera saya yang pertama saya miliki usianya sudah hampir lima tahun. Otomatis hari-hari saya geluti kamera itu, saya pelajari semua fiturnya, saya kuasai semua tombol-tombolnya. Namun anehnya, baru sekarang saya tahu bahwa camera saya itu mempunyai satu slot tempat menyimpan battery cadangan. Sebelemnya saya tidak tahu sama sekali. Itu pun yang memeberitahu adalah adik saya yang hendak meminjamnya. Selama ini yang saya tahu battery-nya di cemera ya cuman satu. Alangkah naifnya saya. Saya pernah uring-uringan mencari battery cadangan saya yang lenyap entah kemana, bahkan sampai saya beli battery cadangan baru, ternyata battery itu tidak kemana-mana, dia hanya ngumpet di body camera sendiri, di slot penyimpanan yang saya tidak tahu.

Bodoh atau kurang cerdas memang ada hubungannya dengan kurang teliti. Anak kita sebenarnya cerdas, tetapi bila di setiap menjawab soal ulangan tidak teliti, jangan salahkan kalau nilainya jeblok, bahkan bisa berakibat tidak naik kelas. Kalau sudah begitu, tentu saja orang lain bisa beranggapan bahwa anak kita bodoh. Sah-sah saja. Saya pernah juga tidak teliti menghitung uang kembalian yang ternyata kurang, dan saat itu juga saya merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu cara menghitung uang. Kebodohan saya lagi, Saya pernah bahkan berulang kali salah membaca petunjuk jalan, sehingga saya harus tersasar dan buang waktu percuma. Tentunya ada banyak lagi daftar ketidakcerdasan saya, dan kalau saya tulis mungkin tidak cukup tempat di sini.

Ternyata bersikap teliti dan cermat itu harus dan perlu! Bukankah orang-orang yang dikatakan cerdas, pintar biasanya adalah orang yang tekun, cermat dan teliti? Saya jarang bahkan tidak pernah menjumpai orang yang ceroboh menjadi orang yang sukses, yang ada justru sebaliknya, orang ceroboh sangat dekat dengan masalah dan kemalangan. Dan rupanya sikap teliti, cermat, hati-hati itu bukan bawaan, dan sikap ceroboh itu bukan penyakit. Semua bisa dilatih dan dibiasakan. Salah satu caranya adalah dengan terbiasa memberi perhatian! Kita harus melakukan segala sesuatu dengan hati. Jangan asal lewat. Jangan masa bodoh. Kita menjadi ada sebagaimana ada adalah karena perilaku kita sehari-hari. Pastikan apa pun yang Anda kerjakan adalah hal yang berarti, bukan kesia-siaan. Pastikan kita menikmati semua apa yang kita lakukan. Jangan asal. Saya yakin, segala sesuatu yang kita kerjakan dengan hati, dengan sungguh-sungguh pasti berbuahkan keberhasilan. Dari buku yang pernah saya baca, bahwa salah satu resep kebahagiaan, sekali lagi, kebahagiaan! adalah menikmati semua yang sedang kita kerjakan.

Akhirnya, ada kutipan bagus sekali dari kitab suci; “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” – Kolese 3:23

Salam cermat dan teliti.



Tidak ada komentar: