Halaman Blog ini

"SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA KAWAN"

Selamat datang di website saya kawan. Mari kita berbagi! Berbagi ilmu, berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi materi atau berbagi apa saja. Kita isi kehidupan ini dengan hal-hal yang positif, yang bermanfaat, yang membangun bagi diri sendiri dan sesama. Mari kita wujudkan Indonesia yang damai sejahtera, mulai dari diri kita, mulai saat ini, atau tidak sama sekali! Salam Damai Indonesia.

Jumat, 29 Juli 2011

ORANG GILA DAN GELANDANGAN PUN TIDUR KALO MALAM




“Lebih cepat tidur dan bangun lebih awal membuat manusia sehat, kaya dan bijaksana.” – Benjamin Franklin



Bandung, 26 Juli 2011
Keinginan untuk selalu bugar, mengalahkan ‘kemalasan’ saya untuk terus ngringkel di balik selimut di kamar hotel. Dingin dan segarnya udara pagi Kota Kembang ini, menambah semangat saya untuk memacu langkah saya menyusuri trotoar yang basah berlumut yang sudah beberapa kali hampir membuat saya tergelincir. Mekipun tak ada teman ataupun si Goldie, Golden Retriever-ku namun suasana dan pemandangan sekitar cukup membuatku tambah asyik berjalan kaki sendiri. Rumah-rumah model kuno peninggalan Belanda ini terlihat bersih terawat dan megah, sementara pepohonan tinggi besar di sepanjang jalan rapi berjejer terlihat begitu adem, kokoh dan ‘angker’. Rerumputan basah sisa embun semalam membuat sejuk udara yang masuk ke paru-paru. Hmm… semoga keindahan ini tak lekang oleh waktu.
Suasana masih terang-terang tanah ketika saya sampai di dekat sebuah perempatan di bawah jalan layang. Tak sengaja pandangan saya tertuju kepada ‘sepasang’ gelandangan yang rupanya baru bangun tidur di kasur kardusnya di atas trotoar. Meskipun jalanan sudah mulai berisik dengan deru mobil dan motor kencangnya, sejoli ini dengan santai dan cuek saling berpelukan dan berciuman. Saya yang pura-pura tidak melihat terus saja berjalan melewatinya dengan terus sambil berpikir, bahwa ternyata ada kehidupan yang lain yang mungkin tidak biasa kita lihat sehari-hari. Pasangan yang masih tergolong muda ini pastinya merasa dunia ini memang milik berdua, riuh rendah lalu lintas di sekitarnya baginya mungkin ibarat konser orkestra, dinginnya udara malam baginya pasti lebih menyejukkan daripada AC di hotel berbintang, sarung dan jacket lusuhnya pastilah lebih hangat daripada selimut tebal dan bed cover, sementara kardus tempat tidurnya baginya mungkin lebih nyaman dan empuk daripada spring bed hotel bintang lima.
Aku bersyukur, setidaknya saat ini mereka adalah orang-orang yang berbahagia meskipun papa, senyum sang wanita paling tidak merupakan pertanda bahwa ia juga wanita sempurna yang bisa merasakan dicintai pria meskipun mereka tahu, entah berapa lama mereka akan tetap bertahan di sana. Saya yakin mereka jauh lebih berbahagia ketimbang ribuan, bahkan mungkin jutaan pasangan yang saat itu ‘dengan sangat terpaksa’, tidak dapat bersama dengan pasangannya dan tentunya Anda pun tak perlu tanya mengapa?

Tak jauh dari lokasi itu masih di jalan yang sama kembali mata saya tertuju kepada beberapa tubuh kumal dan lusuh yang masih tertidur dengan pulasnya. Yang seorang di trotoar di bawah jalan layang, yang seorang di emper rumah besar, yang seorang lagi depan pagar perkantoran dekat selokan. Bahkan yang terakhir saya lihat ini agak setengah telanjang, hanya celana panjang kusut dan robek di sana-sini yang ia kenakan. Anda pasti beranggapan bahwa pasti mereka adalah orang gila, orang yang lupa ingatan atau orang yang nggak waras dan Anda benar. Sebab sangat tidak mungkin orang waras tidur dengan tanpa alas, tempatnya sembarangan serta tidak berpakaian.

Namun yang saya hendak tuturkan di sini adalah bukan siapa mereka melainkan betapa mereka menikmati tidur malam mereka. Sepasang orang muda yang saya ceritakan di depan tadi saya rasa menikmati tidur malam mereka di atas trotoar di bawah jalan layang. Mereka terlihat segar di pagi hari. Pun mereka ‘orang gila’, tidak bergeming sama sekali saat tidur bahkan dengan kondisi yang ‘sangat tidak layak’ seperti itu. Tidur mereka (menurut saya) sangat berkualitas, mereka nyenyak sekali, mereka menikmatinya.
Saya langsung teringat rekan saya, yang harusnya presentasi tadi pagi berkata bahwa semalaman ia tidak bisa tidur, saya tidak menanyakan lebih lanjut mengapa tidak bisa tidur, yang jelas dampaknya adalah presentasi saya yang jadwal besok hari harus maju pagi ini menggantinkannya. Tidak masalah, karena saya selalu siap! Rupanya menginap di hotel berbintang pun bukan jaminan bisa tidur nyenyak.

Beberapa saat yang lalu dimana saya harus menginap di mes perusahaan di Balikpapan, saya juga merasakan hal yang sama bahkan hampir tiap malam. Tidak bisa tidur! Tugas saya mengajar, membekali ketrampilan para instruktur dan sertifikator baru selama kurang lebih sepuluh hari itu bukanlah tugas yang mudah sehingga butuh stamina dan konsentrasi yang penuh. Dan saya sadar betul itu, saya butuh istirahat, saya butuh tidur yang berkualitas supaya saya tetap segar dan fit beraktifitas esok harinya. Saya pelajari benar, mengapa orang jadi susah tidur (insomnia), dan memang banyak penyebab, misalnya: makan terlalu banyak, perut lapar, minum obat-obatan atau makanan minuman yang bersifat stimulan, lingkungan yang tidak nyaman, dan maish banyak lagi, namun ternyata faktor terbesar yang membuat imsonia adalah stress!

Seharusnya saya tidak punya alasan kenapa saya tidak bisa tidur. Saya tidak sedang mengkonsumsi obat atau minuman yang bersifat stimulus, suasana kamar mes ini bagus sekali bisa dikatakan sama dengan hotel, saya tidak hobi makan/jajan yang berlebihan yang membuat perut kekenyangan, dan saya juga tidak sedang kelaparan, (menurut saya) saya juga tidak sedang stress; keluarga saya sangat baik kondisinya, saya sedang tidak kekurangan suatu apa, pekerjaan saya juga tidak ada masalah, kerohanian saya menurut saya baik, intinya tidak ada satu hal pun yang perlu saya cemaskan. Namun kenapa saya tidak bisa tidur?

Saya sangat sangat sangat sadar, bila saya kurang tidur sudah dapat dipastikan keesok harinya saya menjadi kurang fit; mengantuk, lesu, dan yang terparah bisa terkena flu dan akibat terakhir inilah yang saya tahu betul harus saya hindari, karena kalau flu sudah menyerang saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, flu melumpuhkan semua aktifitas saya. Kesadaran akan kebutuhan tidur membuat saya berusaha untuk bisa tidur. Saya bahkan meminum obat tidur tertentu dengan maksud supaya bisa lekas tidur, saya bikin teh hangat manis dan makan sedikit kue mungkin saya kelaparan di tengah malam ini, namun tetap saja saya tidak bisa tidur!

Saya tahu saya sedang bermasalah kalau saya tidak bisa tidur. Dan saya harus atasi masalah ini. Tidak bisa dibiarkan menggerogoti hidup saya, usia saya, kesehatan saya. Saya tidak mau cepat tua dan mati hanya karena tidak bisa tidur! Manusia normal butuh tidur! Kita tidak bisa melawan hukum alam ini. Kita butuh keseimbangan. Kalau kita pelajari, akan kita temukan bahwa terlalu banyak fungsi dari istrirahat (baca: tidur) ini. Jangankan manusia, hewan pun butuh tidur, bahkan seperti cerita saya di atas, orang gila, gelandangan pun tidur kalau malam, masak sih kita yang waras ada yang ‘sengaja’ tidak tidur?

Rekan pembaca pasti ada yang protes, lha kalau saya kerja dapat shift malam bagaimana? Tidak masalah selama siang harinya juga kita gunakan untuk tidur, istirahat total. Bukan untuk ngeluyur atau melakukan aktifitas yang lain. Kalong pun yang kerja waktu malam, siangnya pun digunakan untuk tidur. Ingat! Keseimbangan itu harus dan perlu! Tidak kurang cerita tentang kecelakaan kerja yang disebabkan karena kurang istirahat, kalau kita sudah tahu hal ini mengapa kita terus melakukannya?

Fenomena ‘sengaja’ tidak tidur pun dialami anak-anak saya. Kedua anak laki-laki saya mungkin sedang mengalami masa itu, mentang-mentang besoknya libur, malamnya dia ungkapkan keinginannya untuk begadang. “Yah, aku mau begadang sampe pagi”, katanya. Mereka bikin kopi sendiri, nyalakan komputernya atau laptop ayahnya. Apalagi bila ada pertandingan bola tengah malam, anak saya yang besar kadang ‘dengan sengaja’ begadang. Untuk beberapa hal saya ijinkan mereka lakukan itu, biarlah mereka menikmati pengalaman barunya, karena saya tahu ada ‘kebahagian-kebahagian’ kecil yang mugkin mereka dapatkan dengan begadang. Suasana tengah malam, kesunyian, kesendirian, keasyikan sendiri merupakan moment-moment yang yang mungkin sangat berkesan bagi mereka. Namun sebagai orang tua yang ‘waras’ saya juga harus mengontrolnya. Sesekali boleh-boleh saja, tapi kalau terlalu sering, jelas tidak boleh. Mau jadi apa mereka. Saya tidak mau hal-hal kecil yang kita jadikan kebiasaan membentuk karakter yang buruk, dan kalau sudah berkarakter akan butuh energi yang besar untuk mengubahnya.
Kembali ke masalah penyebab mengapa saya tidak bisa tidur. Ternyata memang faktor pikiran menurut para ahli memang menjadi penyebab utama. Jujur atau tidak, disadari atau tidak, pikiran yang sangat besar pengaruhnya. Mungkin saja kita bisa berdalih, saya nggak mikirin apa-apa kok, tidak ada masalah kok, every thing runs well, kok! Namun ada satu hal yang mungkin kita lupa, bahwa ternyata kita pikiran kita terbagi menjadi dua. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar! Kita bisa mengatur, mengelola pikiran sadar kita, tetapi tidak untuk yang satunya. Sekeras apapun usaha kita namun bila pikiran alam bawah sadar kita yang tidak bisa kita kontrol ini liar mengembara kemana-mana jelas berdampak terhadap tubuh kita, setidaknya itulah yang saya baca dan pelajari.

Berserah! Surrender! Ternyata itu kuncinya. Berserah berbeda dengan bersyukur, sebab bisa saja kita bilang kita bersyukur tetapi tetapi tidak berserah! Berserah adalah menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, berserah berarti kita angkat tangan dan membiarkan Tuhan turun tangan. Berserah berarti menyerahkan pikiran, kemauan, kehendak kita pada Tuhan. Memikirkan, mengusahakan, supaya saya bisa tidur justru membuat saya tidak bisa tidur. Memaksa tubuh dan pikiran kita dengan membayangkan untung ruginya bila tidak tidur justru membuat saya tidak bisa tidur. Berserah! Pasrah bongkokan kepada Tuhan, menyerahkan hari ini, dan besok kepada Tuhan itu kuncinya!

Saya sudah praktekkan, dan syukur sampai saat ini saya tidak ada kesulitan tidur. Dan saya menikmati tidur saya, dan saya menikmati kesegaran di esok harinya, dan saya menikmati aktifitas sepanjang hari tanpa terganggu lesu dan mengantuk.
Kalau orang gila dan gelandangan saja tidur kalau malam, mengapa kita tidak?

Salam butuh tidur!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Keren pak