Halaman Blog ini

"SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA KAWAN"

Selamat datang di website saya kawan. Mari kita berbagi! Berbagi ilmu, berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi materi atau berbagi apa saja. Kita isi kehidupan ini dengan hal-hal yang positif, yang bermanfaat, yang membangun bagi diri sendiri dan sesama. Mari kita wujudkan Indonesia yang damai sejahtera, mulai dari diri kita, mulai saat ini, atau tidak sama sekali! Salam Damai Indonesia.

Selasa, 10 Juli 2012

Ketika Bukuku Ketinggalan




“Neraka dimulai pada hari ketika Tuhan memberikan kita penglihatan yang jelas terhadap apa yang sebenarnya kita mampu capai, terhadap segala talenta yang kita buang percuma, pada semua hal yang sebenarnya mampu kita lakukan tetapi tidak kita lakukan –Giancarlo Menotti


Jakarta, Juli 2012

Ada yang aneh dengan keberangkatan saya kali ini. Semua keperluan seminggu sudah dipacking rapi dalam tas travel. Termasuk tiga buah buku yang sudah saya siapkan untuk saya baca selama perjalanan maupun di waktu-waktu senggang saya. Dan inilah keanehnya, begitu duduk di ruang tunggu bandara, dan secara refleks tangan saya meraba-raba kantong-kantong besar tas travel saya, Loh! Bukuku mana? Ah, rupanya buku pilihan saya tertinggal semua, tak terbawa.

Sangat tidak biasa jika saya bepergian tanpa buku. Sangat tidak biasa jika waktu waktu luang saya tidak ditemani dengan buku. Saking senangnya membaca buku, lemari buku saya sudah tidak beraturan lagi susunan bukunya, selain karena saya sering menumpuknya sembarangan tetapi yang jelas karena sudah tidak ada lagi tempat untuk menaruhnya. Ya, rumah saya yang sempit tidak memungkinkan saya membeli rak buku yang besar. Karena saking senangnya saya membaca buku, berdampak juga dengan hobi saya membeli buku, meskipun saya tahu kemampuan saya membaca jauh tertinggal dibanding kamampuan saya membeli. Hasilnya bisa diterka, saya punya hutang membaca buku yang susah sekali saya bayar.

Kembali ke ruang tunggu bandara. Sebenarnya saya bisa saja membaca surat kabar, koran atau majalah yang disediakan di ruang tunggu tersebut. Atau setidaknya saya bisa membaca berita lewat internet dari HP ataupun notebook. Namun entah mengapa, kenikmatan membaca buku jauh mengalahkan semua itu. Jadi tak seberapa lama setalah saya membuka-buka internet pun rasa bosan itu segera mendera. Yah, saya butuh buku!

Saya sebenarnya bisa saja keluar dari ruang tunggu dan menuju toko buku yang ada di sepanjang koridor masuk tadi. Namun rasa malas saya berdiri dengan membawa tentengan yang tidak ringan cukup membuat saya untuk membenarkan diri sendiri membuat alasan supaya tetap diam di kursi—meskipun sebenarnya mahalnya harga buku di bandara itulah yang menjadi penyebab utamanya. Jadi, kembali saya termangu-mangu tak tahu harus berbuat apa.

Ada apa dengan saya? Kayaknya ada yang salah deh. Kayaknya bukan tipe saya deh untuk diam berlama-lama tanpa aktifitas yang berguna. Segera saja diam saya membuat saya gelisah. Saya harus bertindak! Apa pun tindakannya, yang jelas saya tidak terbiasa membuang waktu percuma.

Ting! Tiba-tiba saya teringat hutang saya lainnya. Sudah lama saya tidak menulis. Ya, saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri, minimal seminggu sekali saya harus menulis, apalagi saat saya dinas di luar kota dimana waktu saya relative lebih banyak pada malam harinya—di saat jauh dari keluarga. Segera saya buka blog saya, dan tersadar sudah begitu lama sejak tulisan saya terakhir saya upload. Ternyata hutang saya banyak sekali. Dan seperti hutang-hutang lainnya,kali ini pun saya harus membayarnya. Kalau tulisan ini bisa tampil di blog saya, minimal saya sudah mulai mencicil hutang saya. Ada sedikit kelegaan karena hutang saya sedikit berkurang. Dan saya harus terus akan berusaha membayarnya dengan konsistensi saya.

Yah, saya hutang kepada diri saya sendiri. Saya berhutang kepada semua orang pengunjung blog saya, karena dengan tidak menulis berarti berkurang jatah berbagi saya untuk berbagi. Namun yang pasti, perkara dibaca atau tidak, bukan menjadi masalah bagi saya sebab dengan menulis setidaknya itulah salah satu passion saya, dan saya akan merasa sangat berbahagia jika melakukannya.

Jadi, saya justru berterima kasih dengan tertinggalnya buku-buku bacaan saya. Paling tidak ini membuat hidup saya menjadi lebih seimbang. Otak saya tidak boleh terlalu banyak menerima, tetapi saya juga harus banyak memberi. Sebab dengan menerima dan memberi, otak kita menjadi lebih segar. Banyak ide baru bermunculan. Dan yang pasti inilah salah satu makna hidup yang seimbang. Kalau Tuhan sudah memberi kita talenta, mengapa kita menyia-nyiakannya?


Tidak ada komentar: