Dibuang sayang. Sebuah kisah yang diunggah kembali, dalam rangka program K3LH perusahaan. Semoga bermanfaat
Jakarta, November 2012
Peristiwa ini sebenarnya terjadi sudah lama sekali, kurang
lebih limabelas tahun yang lalu, tetapi tidak pernah saya lupakan karena nyaris
saja terjadi kecelakaan yang mungkin saja dapat merubah jalan cerita hidup
saya.
Waktu itu saya mengantar isteri dan anak-anak ke bandara Palembang untuk kemudian mereka terbang ke Jakarta . Kejadiannya adalah
pada saat perjalanan pulang menuju Tg. Enim sekitar pukul 17.00 WIB. Karena
perjalanan cukup lama sekitar empat jam, maka saat itu saya sengaja mengajak seorang teman untuk
teman mengobrol saat pulang. Perjalanan luar kota membuat saya mengemudikan mobil dengan cukup
kencang. Saat di tengah perjalanan saya menerima sms dari isteri saya yang
mengabarkan bahwa mereka telah sampai dengan selamat di rumah di Jakarta .
Namun, tengah asyiknya saya ber-sms, tiba-tiba teman di
sebelah saya teriak dengan keras sekali, “Masss…Awasss!!!!!” Saya kaget
setengah mati. Secara refleks saya injak rem kuat-kuat! Rupanya tepat di depan
saya ada sepeda motor yang melambatkan jalannya dan hampir saja saya tabrak
dari belakang. Untung saja motor tidak tertabrak. Langsung badan saya terasa
lemas, tak bisa dibayangkan bila tidak ada teman saya di sebelah, mungkin motor
itu saya tabrak dengan sekencang-kencangnya, dengan tanpa ampun.
Sungguh pengalaman yang sangat berharga, dan saya dapat
ambil hikmahnya sbb:
- Otak manusia tidak dirancang untuk multitasking. Sejatinya kita hanya bisa berfokus ke salah satu hal saja. Bila kita merasa bisa melakukan banyak hal dalam satu kesempatan, sejatinya kita sedang memikirkan yang satu, kemudian berpindah pikiran ke hal yang lain. Oleh sebab itu, jangan pernah menelpon, atau SMS saat berkendara! Titik! Sejago-jagonya kita mengemudi, suatu saat pasti ada lengahnya juga! Hal ini juga termasuk bila kita menggunakan handsfree. Sebab bukan masalah pakai handsfree atau tidak, melainkan masalah konsentrasi kita yang terpecah saat mengemudi/berkendara sambil menelpon.
- Hindari mengemudikan kendaraan dalam jarak jauh dengan tanpa teman. Sebab seorang teman yang menyenangkan di perjalanan dapat menjadi pemandu, pengingat, penghibur, serta sebagai ‘pengontrol’ bila kita cenderung melakukan kesalahan. Hal ini tidak berlaku bagi teman seperjalanan yang penidur tentunya. J
- Pastikan kondisi kendaraan kita prima, sehingga bila terjadi hal-hal darurat, masih ada kemungkinan mengatasinya.
- Meskipun dalam kejadian tabrak belakang, kendaraan yang di depan adalah pihak yang tidak bersalah, namun kalau sudah kejadian, semuanya pasti sama-sama rugi. Untuk itu terapkanlah DEFENSIVE DRIVING saat mengemudi/berkendara! Untuk mengantisipasi tabrak belakang, pastikan: jarak aman beriringan, selain itu pastikan lampu belakang dan lampu rem kita juga berfungsi dengan baik.
Dari peristiwa di atas, saya sangat menyarankan kepada kita
semua supaya tidak merasa sok hebat dengan mengemudi/ berkendara sambil
menelpon atau SMS. Sebab sudah banyak sekali kejadian incident yang diakibatkan oleh hal
ini. Kalau memang terpaksa harus menelpon atau SMS, menepilah di tempat yang
aman dan berhenti!
Demikian cerita lama saya, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar